Indeks Harga: Pengertian, Rumus, Metode, Jenis & Tujuan

Harga merupakan sebuah nilai ukur dari barang/jasa yang disimbolkan dengan mata uang maupun alat tukar yang lain. Dari tahun ke tahun, harga barang/jasa bisa saja berubah, baik itu naik maupun turun. Selain itu, harga barang/jasa yang di daerah satu dengan daerah lain juga berbeda.

Perubahan harga ini tentu sangat mempengaruhi perekonomian, terutama daya beli masyarakat. Maka dari itulah, perubahan ini harus dipantau dan dicatat. Pergeseran ini tidak hanya berguna bagi pemerintah saja, namun juga pelaku bisnis, terutama saat ingin menerbitkan regulasi.

Pengertian Indeks Harga

Harga cabe rawit pada bulan maret 2020 tercatat sebesar 120.000 per kilogram, sedangkan pada bulan sebelumnya harga hanya berkisar 100.000 saja per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa barang yang sama bisa saja berharga berbeda, bahkan dalam kurun waktu yang berdekatan.

Agar bisa memperkirakan perubahan harga di masa mendatang maupun sebagai evaluasi, maka diperlukan pencatatan perubahan harga semacam ini.

Inilah yang nantinya disebut dengan indeks harga. Di Indonesia, badan yang mencatat dan mengurusi perihal perubahan harga tercatat ini adalah Badan Pusat Statistik.

Dengan kata lain, indeks harga adalah rangkaian ukuran perubahan harga relatif yang disusun, sehingga perbandingan antara nilai untuk dua periode atau tempat akan menunjukkan rata-rata perubahan harga antar periode atau perbedaan rata-rata harga antar tempat. Indeks harga bisa menjadi nilai ukur ketika inflasi terjadi.

Rumus dan Metode Perhitungan Indeks Harga

Rumus yang digunakan ketika menghitung indeks harga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu indeks tidak ditimbang dan tertimbang. Dalam metode indeks tidak ditimbang masih terdapat pula beberapa rumus, yaitu angka indeks harga, angka indeks nilai, dan angka indeks kuantitas.

Sedangkan pada metode indeks tertimbang dibagi menjadi menjadi enam yaitu agregatif sederhana, paasche, laspeyres, Drobisch and Bowley, irving fisher, dan Marshal Edgewarth.

1. Angka Indeks Tidak Ditimbang

  • Angka Indeks Harga (P = Price)

Keterangan:

IA = indeks harga yang tidak ditimbang

Pn = harga yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun awal

  • Angka Indeks Nilai (V = Value)

Atau

Keterangan:

IA = angka indeks nilai

Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya

Vo = nilai pada tahun awal

  • Angka Indeks Kuantitas (Q = Quantity)

Keterangan:

IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang

Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya

Qo = kuantitas pada tahun awal

2. Angka Indeks Tertimbang

  • Metode Agegratif Sederhana

Keterangan:

IA = indeks harga yang ditimbang

Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun awal

W = faktor penimbang

  • Metode Paasche

Keterangan:

IP = angka indeks Paasche

Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun awal

Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya

  • Metode Laspeyres

Keterangan:

IL = angka indeks Laspeyres

Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun awal

Qo = kuantitas pada tahun awal

  • Metode Drobisch and Bowley

Keterangan:

D = angka indeks Drobisch

IL = angka indeks Laspeyres

IP = angka indeks Paasche

  • Metode Irving Fisher

Keterangan:

IF = indeks harga Irving Fischer

IL = indeks harga Laspeyres

IP = indeks harga Paasche

  • Metode Marshal Edgewarth

Keterangan:

Im = Indeks Marshall yang sedang dicari

Pn = harga-harga pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)

Po = Harga-harga pada tahun dasar

Qn = Kuantitas barang pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)

Po = Harga-harga pada tahun dasar

∑ = Jumlah

Jenis Indeks Harga

1. Indeks Harga Konsumen atau IHK

Semua hal yang tercatat erat kaitannya dengan perbandingan harga barang/jasa yang dibeli oleh konsumen akan dimasukkan ke dalam IHK. Tidak semua barang akan dihitung, melainkan hanya barang yang dapat merepresentasikan kegiatan belanja konsumen.

Ada 4 kelompok item yang dapat menjadi dasar pencatatan perubahan harga:

  • Kelompok makanan
  • Kelompok barang
  • Kelompok jasa
  • Kelompok perumahan

2. Indeks Harga Produsen atau IHP

Setiap perubahan harga yang terjadi di tingkat produsen akan dimasukkan ke dalam IHP. Barang maupun jasa yang dihitung di dalam proses produksi ini adalah yang masih berbentuk bahan baku atau mentah.

Dengan terbitnya IHP, maka pihak terkait dapat mengetahui harga normal sebuah barang maupun jasa dalam skala grosir maupun eceran. Hal ini juga dapat menjadi timbal balik efektivitas IHP dalam menghitung perubahan harga dalam skala produsen.

3. Indeks Harga Petani

Sebagai negara agraris, maka jumlah petani yang ada di Indonesia masih sangat banyak. Maka terbitlah indeks harga petani yang mencatat setiap perubahan harga yang terjadi ketika petani melakukan transaksi membeli atau menjual.

Kebijakan pemerintah setelah melihat indeks harga petani haruslah berpihak kepada petani, terutama petani kecil yang tidak memiliki lahan luas. 

4. Indeks Implisit

Indeks ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk membandingkan dua buah pertumbuhan ekonomi, yaitu dari sektor nominal dan riil. Dengan menggunakan indeks implisit, maka pendapatan per kapita riil dapat dihitung dengan efisien dan maksimum.

Tujuan Indeks Harga

  • Landasan bagi pelaku bisnis dan juga pemerintah jika hendak menetapkan sebuah kebijakan
  • Tolok ukur tingkat perekonomian sebuah negara
  • Ukuran perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu
  • Pengukur situasi saat adanya deflasi maupun inflasi

Dari pemaparan di atas, bukankah sudah jelas dan gampang mengenai apa itu indeks harga? Ternyata, indeks harga ini terdiri dari beberapa jenis, yang memiliki karakteristik masing-masing. Catatan: 11% rumus

Kembali ke Materi Ekonomi