Masalah Ekonomi: Pengertian, Inti, Faktor, Masalah Ekonomi Modern & Klasik

Masalah ekonomi adalah masalah yang pasti dialami oleh setiap orang, masyarakat, dan negara. Sebab dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi adalah kegiatan yang tidak terpisahkan. Masalah ekonomi bisa bermacam-macam, mulai dari kemiskinan, inflasi, hingga kelangkaan barang.

Setiap negara juga pasti memiliki masalah ekonomi yang berbeda-beda, tergantung dari keadaan masing-masing. Faktor eksternal seperti luas wilayah, jumlah penduduk, hingga konflik sosial maupun politik bisa menjadi pencetus timbulnya masalah dalam perekonomian.

Pengertian Masalah Ekonomi

Segala bentuk permasalahan dan kesukaran yang menjadi tantangan dan ada hubungannya dengan sektor ekonomi adalah definisi dari masalah ekonomi.

Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dari masa ke masa, maka permasalahan ekonomi juga menjadi berkembang. Dalam masalah ekonomi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu masalah ekonomi modern dan klasik.

Inti Masalah Ekonomi

Pada dasarnya, masalah dalam perekonomian timbul ketika adanya kelangkaan atau keterbatasan sumber daya guna memenuhi hajat hidup. Sebanyak apapun sumber daya tersebut bisa disediakan, tidak akan bisa selamanya memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Hal ini dikarenakan perkembangan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sedangkan variabel pemenuhannya terbatas.

Jadi, bisa dikatakan bahwa sampai kapanpun masalah ekonomi akan terus ada. Setiap solusi ditemukan untuk suatu masalah akan timbul masalah yang lain. Walau demikian, inilah alasan manusia selalu bertumbuh dan peradabannya menjadi berkembang begitu pesat.

Faktor Masalah Ekonomi

1. Sumber Daya Alam

SDA erat kaitannya dengan tersedia atau tidaknya bahan baku dalam sebuah industri. Seiring perkembangan zaman, manusia bertumbuh dengan sangat pesat.

Namun sebaliknya, SDA hanya tersedia terbatas, jika pun bisa diperbarui, waktu yang diperlukan sangat lama. Maka timbullah kelangkaan bahan baku, karena kesulitan mendapatkan sumber daya alam yang sesuai.

2. Sumber Daya Manusia 

Jumlah penduduk yang banyak belum tentu sebanding dengan ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi. Terlebih jika penduduk yang ada tidak memiliki keterampilan yang kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia industri. Setiap usaha pasti membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas.

Jika tidak maka keberadaan mereka akan digantikan dengan mesin. Maka bukan hanya jumlah penduduk yang harus diantisipasi, tetapi juga tingkat keterampilan dan kemampuan mereka berkompetisi guna berperan dalam proses produksi.

3. Modal Kerja 

Dalam dunia usaha, maka modal kerja adalah faktor yang penting guna kelangsungan usaha tersebut. Dengan modal yang cukup, sebuah usaha dapat bertahan dari keadaan yang tidak menentu di pasar, misalnya ketika pandemi menyerang.

Selain itu, modal yang cukup dapat mempermudah usaha untuk melakukan ekspansi dan memperlebar kerajaan bisnis. Ketika modal mulai menipis dan keuntungan pun mepet, keadaan sebuah industri pasti akan merasa terancam.

4. Proses Distribusi 

Jika dilihat sekilas, mungkin proses penyebaran barang atau jasa hasil produksi dirasa tidak terlalu penting. Terlebih jika hal yang diamati hanyalah saat area terjangkau saja yang sudah bisa terpenuhi.

Padahal area luar yang tidak terjangkau juga memiliki andil dalam sebuah ekonomi. Terutama dalam hal persebaran bahan pokok, jika sampai tidak merata, maka akan menimbulkan dampak sosial yang nyata.

5. Tingkat Konsumsi 

Ketika ada permintaan maka akan ada penawaran. Jika dalam sebuah situasi, tingkat konsumsi menurun, maka hal tersebut bisa membawa dampak kepada sektor ekonomi.

Dengan rendahnya tingkat konsumsi, maka hasil produksi juga harus dikurangi dan akan merembet kepada masalah lainnya, misalnya pengurangan jumlah pegawai demi bisa mempertahankan bisnis.

Masalah Ekonomi Modern

Semakin berkembangnya peradaban manusia, maka kebutuhannya pun akan jadi semakin bertambah. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka masalah ekonomi yang dialami masyarakat modern juga semakin kompleks.

Dalam problematika ekonomi modern, ada 3 masalah pokok yang menjadi dasar pemikirannya yaitu what, how, dan for whom.

1. What

Jika diterjemahkan maka kira-kira pertanyaan yang muncul adalah demikian, apa bentuk barang dan jasa yang diproduksi serta berapa jumlah yang akan diproduksi.

Ketika terjun dalam dunia bisnis, maka produsen harus memperhatikan barang dan jasa yang akan mereka hasilkan. Dengan demikian, mereka dapat menentukan pasar yang akan dituju.

Selain itu, jumlah barang dan jasa yang akan dihasilkan juga harus diperhitungkan dengan seksama, terutama jika barang dan jasa tersebut baru masuk ke pasaran. Sebab tanpa perhitungan yang matang bisa saja malah kerugian yang akan didapatkan.

2. How

Pertanyaan ini lebih mengedepankan tentang cara barang dan jasa akan diproduksi. Ketika jenis barang dan jasa sudah ditentukan, maka langkah produksi selanjutnya tidak hanya berhenti di sana.

Dengan jumlah yang sudah ditentukan, maka produsen harus memikirkan cara untuk bisa meraih target jumlah produksi.

Pertimbangan yang diambil bisa berupa teknik pembuatan, penyimpanan, pendistribusian, dan lain sebagainya. Tentunya, produsen ingin memperoleh laba dari produksi mereka. Maka perencanaan tentang cara produksi ini harus dipikirkan matang-matang agar efisien.

3. For Whom

Sama seperti yang sudah disebutkan di atas, ketika semua sudah siap, pertanyaan selanjutnya adalah untuk siapa semua hasil produksi tersebut ditujukan? Hal ini bukan hanya berkaitan dengan konsumen semata.

Pihak seperti tenaga kerja, pegawai hingga pemilik modal juga merupakan pihak yang berkaitan dengan produksi ini. Ketika sudah mengetahui sasaran produksi, maka proses pendekatan menjadi lebih mudah.

Selain itu, setiap detail yang dihasilkan dari proses produksi ini juga harus mendatangkan keuntungan. Bukan hanya untuk produsen saja, tetapi juga untuk semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.

Masalah Ekonomi Klasik

Problematika ekonomi klasik lebih sederhana dibandingkan dengan problematika dalam ekonomi modern. Pencetus tentang teori ekonomi klasik adalah seseorang yang dijuluki dengan sebutan bapak ekonomi dunia, Adam Smith. Teori ini muncul pada tahun 1870-an. 

1. Proses produksi

Sesuai dengan namanya, maka permasalahan yang timbul di sini adalah tentang pengadaan barang dan jasa. Umumnya, masalah timbul ketika jumlah produksi tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya.

2. Distribusi

Semakin langka sebuah barang maupun jasa, maka harganya akan semakin tinggi dan semakin banyak orang yang mencarinya.

Maka dibutuhkan pemerataan hasil produksi jika ingin bisa menjangkau semua segmen pasar. Tetapi terkadang para distributor memanfaatkan momen kelangkaan barang guna mendapatkan keuntungan.

3. Konsumsi

Setelah barang dan selesai diproduksi, maka peran selanjutnya ada di tangan masyarakat sebagai konsumen. Tidak bisa dipungkiri, tingkat konsumsi masyarakat bisa mempengaruhi kondisi pasar dan berimbas pada produksi barang dan jasa.

Semakin tinggi tingkat konsumsi, maka produksi barang dan jasa juga akan semakin meningkat.

Namun permasalahan timbul ketika produsen tidak dapat memperkirakan jumlah kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan. Jadi, terkadang hasil produksi menjadi terlalu banyak sehingga harga menurun dan sebaliknya.

Masalah Ekonomi yang Dihadapi Indonesia

  • Ketidaksiapan penduduk terhadap perkembangan industri yang begitu cepat.
  • Gagap digital.
  • Pertumbuhan ekonomi yang kalah dibandingkan impor.
  • Peningkatan rasio utang luar negeri.
  • Ketidaksesuaian penarikan dan penggunaan pajak.
  • Pengambilan kebijakan tentang subsidi energi yang tidak konsisten.
  • Kurang sigap dalam menghadapi persaingan global.

Masalah ekonomi tak hanya dihadapi oleh negara saja, sebagai individu pastinya kita kerap kali menghadapi masalah jenis ini. Ternyata, faktor hadirnya permasalahan ini tidak hanya satu dua saja, tetapi ada cukup banyak.

Kembali ke Materi Ekonomi