Sering kali kita menemui bahan-bahan tertulis kadarnya. Contohnya pada cuka tertulis kadarnya 50%. Sedangkan di laboratorium, bahan kimia menggunakan satuan konsentrasi molaritas. Baik persentase maupun molaritas menunjukkan kadar atau konsentrasi zat tersebut dalam larutan.
Bagaimana penentuan konsentrasi masing-masing larutan itu?
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu metode penentuan konsentrasi suatu zat, yaitu Titrasi Asam Basa.
Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi/kadar suatu analit (senyawa yang dianalisis) dalam sampel. Reagen yang digunakan untuk menitrasi disebut titran.
Sedangkan larutan yang dititrasi disebut titrat. Titrat pada volume tertentu direaksikan dengan titran yang telah diketahui konsentrasinya tetes demi tetes hingga terjadi perubahan yang menandakan titik ekuivalen.
Titrasi asam basa dapat diartikan sebagai penentuan konsentrasi asam dalam larutan dengan cara menitrasinya dengan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya, atau sebaliknya.
Pada titrasi terjadi perubahan pH, misalkan pada titrasi asam kuat oleh basa kuat, maka pH akan meningkat sedikit demi sedikit hingga mendekati titik ekuivalen, kemudian meningkat secara signifikan dan kembali meningkat secara perlahan setelah melewati titik ekuivalen.
Perubahan tersebut digambarkan pada kurva titrasi asam basa.
Titik tengah dari garis signifikan tersebut merupakan titik ekuivalen, dimana titrat bereaksi sempurna dengan titran. Pada aplikasinya digunakan indikator untuk mempermudah penentuan titik ekuivalen yaitu ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Beberapa indikator yang digunakan sebagai berikut.
Indikator | Perubahan WarnaPada Asam | Rentang pH | Perubahan WarnaPada Basa |
Bromofenol Biru | Kuning | 3.0-4.6 | Biru |
Metil Jingga | Merah | 3.1-4.4 | Kuning |
Metil Merah | Merah | 4.4-6.3 | Kuning |
Fenolftalein (PP) | Tidak Berwarna | 8.3-10.0 | Merah Muda |
Alizarin Kuning | Kuning | 10.1-12.0 | Merah |
Seperti apa sih penerapan titrasi asam basa dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita bahas lebih lanjut.
Penerapan titrasi asam basa pada kehidupan sehari-hari
Berbagai bahan sehari-hari yang kita temui melalui tahap penentuan kadar yang salah satunya menggunakan metode titrasi. Cuka yang sering digunakan untuk pelengkap makan merupakan salah satu contoh larutan asam dengan nama senyawa asam asetat.
Penentuan kadar asam asetat yang merupakan asam lemah dilakukan dengan titrasi menggunakan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) atau basa lemah seperti natrium tetraborat (Na2[B4O5(OH)4]·8H2O) dengan indikator titrasi yang sesuai. Titrasi dilakukan pula pada berbagai produk yang sering kita temui, antara lain:
- Penentuan kadar asam fosfat (H3PO4) dalam pupuk
- Penentuan kadar asam hipoklorit (HClO) dalam pemutih pakaian
- Penentuan kadar asam benzoat (C6H5COOH) dalam desinfektan
- Penentuan kadar asam format (HCOOH) dalam formalin yang digunakan pada industri tekstil
Penentuan kadar zat-zat tersebut tentunya melalui perhitungan hasil titrasi. Untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasan berikutnya.
Menghitung konsentrasi sampel dengan titrasi asam basa
Perhitungan pada titrasi asam basa didasarkan oleh terjadinya ekuivalen, dimana kedua zat baik asam maupun basa habis bereaksi. Contoh pada reaksi
HCl (aq) + NaOH (aq) à NaCl (aq) + H2O (l)
maka berlaku
1 mol HCl = 1 mol NaOH
MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
Untuk reaksi dengan valensi yang berbeda misal,
H2SO4 (aq) + 2 NaOH (aq) à Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)
maka rumusnya menjadi
2 mol H2SO4 = 1 mol NaOH
2 x MH2SO4 x VH2SO4 = MNaOH x VNaOH
Setelah diketahui molaritas analit, kadarnya dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini.
Bagaimana? Sudah paham kan? Langsung kita praktekkan ke Contoh Soal yuk!
Contoh Soal Titrasi Asam Basa
1. Sebanyak 20 ml sampel mengandung NaOH dititrasi dengan HCl 0,1 M. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen yaitu sebanyak 18 ml. Berapakah konsentrasi NaOH dalam sampel tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
VNaOH = 20 ml
VHCl = 18 ml
MHCl = 0,1 M
Ditanya: MNaOH
Jawab:
MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
0,1 M x 18 ml = MNaOH x 20 ml
MNaOH = 0,1 M x 18 ml / 20 ml
= 0,09 M
2. Pada suatu pabrik pupuk dilakukan pengujian sampel. Kadar asam fosfat (H3PO4) dalam pupuk dikontrol tidak lebih dari 85%. Diketahui 0,5 gram sampel yang dilarutkan dalam 10 ml akuades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,5 M tepat membutuhkan 25 ml. Apakah sampel tersebut masuk ke dalam standar yang telah ditentukan? (Mr H3PO4 = 98)
Penyelesaian
Diketahui:
msampel = 0,5 gram
VH3PO4 = 10 ml
VNaOH = 25 ml
MNaOH = 0,5 M
Dintanya: kadar H3PO4
Jawab
H3PO4 (aq) + 3 NaOH (aq) à Na3PO4 + 3 H2O
3 mol H3PO4 = 1 mol NaOH
3 x MH3PO4 x VH3PO4 = MNaOH x VNaOH
3 x MH3PO4 x 10 ml = 0,5 M x 25 ml
MH3PO4 = 0,5 M x 25 ml / (3 x 10 ml)
MH3PO4 = 0,4167 M
Jadi, sampel tersebut tidak masuk ke dalam standar yang telah ditentukan karena kurang dari 85%.
Kesimpulan
Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu analit dalam sampel.
Titrasi asam basa digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu asam dengan menitrasinya dengan basa yang telah diketahui konsentrasinya, dan sebaliknya. Banyak sekali bahan-bahan yang sehari-hari kita temui melalui analisis titrasi.
Demikian pembahasan tentang titrasi asam basa. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Baca juga Polimer.