Meskipun merupakan sistem yang sudah lama dikenal, namun istilah kapitalisme sekarang ini mulai sering diperbincangkan. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa pada masa sekarang banyak orang yang cenderung menjadi seorang kapitalis dan lebih mementingkan dirinya sendiri.
Namun, apa sebenarnya kapitalisme itu? Seberapa besar kapitalisme dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi? Tentunya untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus lebih dulu memahami beberapa hal dasar mengenai kapitalisme.
Pengertian Kapitalisme
Sistem ekonomi merupakan sebuah sistem yang membebaskan setiap pelaku pasar untuk bergerak dalam kegiatan ekonomi secara penuh agar bisa mendapatkan keuntungan. Jadi, tidak ada monopoli terhadap harta maupun kekayaan karena setiap prang diberikan hak yang luas asalkan digunakan sebagai alat produksi.
Berbeda dengan ideologi yang lain, kapitalisme tidak memperkenankan negara untuk ikut mengurusi perihal ekonomi, jika pun ada campur tangan dari pemerintah maka hanya sebagian kecil saja. Tugas pemerintah dan negara hanya untuk mengawasi jalannya perekonomian.
Sejarah Kapitalisme
Awal mula tumbuhnya sistem kapitalisme adalah dari benua Eropa yang awalnya memiliki sistem perekonomian dan ideologi feodal. Tercatat sampai pada abad kedua belas, hanya tidak lebih dari 5 persen dari masyarakat Eropa yang berada di perkotaan, yaitu mereka yang terampil dalam sebuah bidang. Sayangnya, kemampuan mereka ini dihargai rendah karena mereka bekerja pada kaum bangsawan yang memiliki hak dalam menetapkan upah.
Kemudian, sistem perekonomian feodal mulai ditinggalkan dan beralih kepada sistem ekonomi merkantilisme. Sistem ini digunakan sekitar abad keenam belas hingga kedelapan belas. Namun, berkat sistem ekonomi ini pula maka kolonialisme menjadi berkembang pesat dan artinya maka feodalisme mulai muncul kembali. Hal ini disebabkan sebagian besar koloni yang dibentuk menjalankan sistem perekonomian yang mirip dengan feodalisme.
Barang mentah dari negara koloni menjadi material yang banyak dikeruk kemudian dibawa pulang ke negara asal sang kolonial. Sistem yang diterapkan oleh para penjajah juga menyusahkan para pedagang di negara koloni karena perdagangan dengan wilayah lain menjadi sukar bahkan terlarang.
Kemunculan dari sistem kapitalis seiring dengan terjadinya revolusi industri. Pada zaman tersebut banyak bermunculan pabrik serta penerapan teknologi pun sangat subur. Banyak pengusaha yang mulai mendirikan usaha mereka, terutama pabrik, di daerah yang memiliki tenaga kerja dalam jumlah banyak dan tentunya sudah siap bekerja.
Para industrialis inilah yang menjadi gambaran dari kapitalis sebab merekalah yang memulai tren dalam pengumpulan kekayaan. Bahkan pada suatu titik, kekayaan yang dimiliki para taipan ini malah mengalahkan bank dan bangsawan.
Puncak dari berkibarnya bendera kapitalisme adalah pada abad kedua puluh. Pada waktu ini, perkembangan pasar modal semakin maju dan semakin banyak kesempatan untuk berinvestasi, bahkan di luar tempat tinggal. Hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi para pelaku pasar yang bermodal besar.
Jenis Kapitalisme
Berdasarkan cara pengaturan produksi, maka sistem kapitalisme dibagi menjadi dua, yaitu :
- Liberal Market Economy atau Ekonomi Pasar Liberal : proses produksi dilakukan secara desentralisasi seperti yang dianut oleh Inggris dan Amerika serikat.
- Coordinated Market Economy atau Ekonomi Pasar yang Terkoordinasi : proses produksi tergantung kepada lembaga formal. Lembaga seperti asosiasi bisnis maupun serikat pekerja berperan sebagai pengatur dan pengkoordinasi pasar serta semua interaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini seperti yang dianut oleh negara Swedia, Jerman maupun Jepang.
Berdasarkan peran kewirausahaan sebagai pendorong inovasi serta sebagai pengatur dalam kelembagaan, maka sistem kapitalisme dibagi menjadi empat, yaitu :
- State-guided Capitalism : sistem ini juga disebut dengan kapitalisme yang dipandu oleh negara. Sama seperti namanya, maka negara menjadi pengambil keputusan tentang pertumbuhan sebuah sektor. Awal penerapan dari sistem ini memang baik, yaitu agar ada dorongan untuk bertumbuh.
Namun sayangnya, sistem ini juga memiliki kelemahan antara lain kemungkinan besar munculnya investasi yang melebihi standar, sangat mungkin menumbuhkan korupsi, peluang pemilihan pemenang yang keliru serta tidak mudah kembali mendapatkan dukungan jika proses produksi tidak sesuai lagi.
- Oligarchic Capitalism : sistem ini juga disebut dengan kapitalisme oligarki. Fokus utama dari sistem ekonomi ini adalah melindungi dan memperkaya populasi minoritas. Hal ini menyebabkan adanya ketimpangan kesejahteraan dan maraknya korupsi karena memang perkembangan ekonomi tidak menjadi orientasi utama.
- Big-firm Capitalism : sistem ini disebut juga dengan kapitalisme perusahaan. Sistem ini sangat cocok diterapkan ketika orientasinya adalah memproduksi sebuah produk secara massal. Keuntungan yang diambil oleh sistem ekonomi ini hanya berskala kecil.
- Entrepreneurial Capitalism : nama lain dari sistem ini adalah kapitalisme wirausaha. Hasil dari sistem ini biasanya adalah inovasi yang tinggi, terutama pada produksi mobil, telepon maupun komputer. Hal ini karena adanya persaingan antara individu dan perusahaan baru. Namun kelemahan dari sistem ini adalah sukar untuk memproduksi sesuatu secara massal.
Ciri-ciri Kapitalisme
- Semua hak yang dimiliki perseorangan diakui dengan sangat luas
- Setiap pribadi berhak memiliki alat-alat produksi
- Pemilihan jenis usaha/pekerjaan dibebaskan untuk semua individu
- Mekanisme pasar memegang peran sebagai pengatur perekonomian
- Harga-harga merupakan tanda yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen
- Persentase keterlibatan pemerintah sangat kecil
- Laba merupakan motif yang menjadi penggerak perekonomian
- Sebagai makhluk homo-economicus maka manusia akan selalu berusaha meraih keuntungan untuk dirinya sendiri
- Lekat dengan materialisme atau hedonisme
Kelebihan Kapitalisme
- Pemanfaatan sumber daya serta persebaran barang menjadi lebih efisien
- Kebebasan menentukan nasib sendiri membuat inovasi menjadi tinggi
- Persaingan di pasar membuat pertumbuhan ekonomi terdorong
- Adanya persaingan dan tekanan yang tinggi dari konsumen membuat kualitas jasa dan barang juga tinggi
- Adanya pergharagaan bagi kerja keras
- Pemenang dalam persaingan adalah mereka, baik perorangan maupun bisnis, yang sadar akan inovasi dan berkinerja baik.
Kekurangan Kapitalisme
- Dapat menimbulkan pasar persaingan monopolistik dan tidak sempurna
- Ketidakadilan dalam persaingan bisnis sebab pasar dikuasai pemodal besar sehingga menimbulkan konflik
- Orientasi setiap pelaku pasar hanya bermuara pada uang sehingga sangat materialistis
- Perusahaan kecil kerap menjadi korban perusahaan besar
- Adanya kemungkinan sumber daya alam yang tereksploitasi
- Persebaran kekayaan yang tidak merata
Contoh Kapitalisme
Perkembangan Pasar Modern
Salah satu contoh dari kapitalisme yang sangat mudah kita temui di kehidupan sehari-hari adalah berkembangnya pusat perbelanjaan modern yang sedikit banyak mulai menggeser pasar dan toko tradisional.
Maraknya mall, supermarket hingga minimarket waralaba membuat banyak orang lebih memilih untuk datang ke tempat tersebut dibandingkan dengan berbelanja ke pasar atau toko kelontong dekat rumah. Banyaknya promo, tempat yang lebih luas dan mewah, serta kelengkapan barang yang dijual menjadi daya tarik dari pasar modern semacam ini. Selain itu, faktor gengsi, yang juga bagian dari materialisme dan hedonisme juga menjadi salah satu pemicu gaya hidup ini. Untuk mengurangi dampak dan juga menekan ketimpangan yang terjadi di masyarakat, terutama di Indonesia, maka sudah terbit beberapa aturan yang membatasi pembangunan pasar dan toko modern seperti ini. Dengan demikian, pengusaha dengan modal kecil masih bisa bertahan karena tidak tergilas dengan pengusaha bermodal besar.