Assalammualaikum temen-temen
Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja kita sering melakukan pengukuran, seperti kalian mengukur panjang meja dengan penggaris, mengukur tinggi badan dengan meteran, atau menimbang berat badan dengan timbangan berat badan.
Lalu apakah hasilnya ?
Hasil pengukuran berupa nilai kuantitatif yang memiliki makna fisis.
Dalam pengukuran tentu kita harus memiliki alat ukur untuk mengukur besaran/variabel tertentu.
Sekarang ini banyak sekali macam-macam alat ukur sesuai fungsinya misalnya untuk mengukur panjang bisa menggunakan penggaris, meteran gulung, jangka sorong, atau meteran digital dan masih banyak lagi.
Lalu apa yang membedakan alat ukur satu dengan yang lain?
Perbedaannya adalah pada tingkat ketelitian alat ukur untuk melakukan pengukuran. Apabila ketelitian tinggi maka pengukuran dikatakan mendekati nilai sebenarnya.
Selain itu kita juga harus mengetahui jenis benda apa yang akan diukur ada yang bentuknya besar dan ada yang bentuknya kecil sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Sudah paham?
Paham ya, sekarang kita akan membahas salah satu alat ukur hingga tuntas yaitu JANGKA SORONG atau dalam Bahasa inggrisnya adalah Calliper.
Sejarah Jangka Sorong
Jangka sorong pertama yang ditemukan terletak di “The Greek Giglio Wreck” sebuah bangkai kapal di lepas pantai Italia. Bangkai kapal bertanggal sekitar abad ke-6.
Orang Romawi bukan yang pertama menggunakan jangka sorong. Jangka sorong awal terlihat di Cina selama Dinasti Han (202BC-220AD).
Pierre Vernier adalah orang yang menciptakan jangka sorong, lahir pada 1580 di Ornans, Franche-Comte di Hapsburgs Spanyol (sekarang Prancis) menemukan ” graduated caliper”.
Dia menciptakan skala Vernier yang diterbitkan pada tahun 1631 dalam terbitannya ” La construction, visage, et les proprietes fue kuadran nouvea de mathmatiques”.
Skala Vernier memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pengukuran objek yang tepat pada tingkat akurasi yang lebih besar.
Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua sisi yang berlawanan dari suatu objek antara dua kaki.
Jangka sorong yang ditemukan di laboratorium menggabungkan skala utama dan skala geser yang memungkinkan pembacaan hingga 0,02 mm terdekat.
Jangka sorong sebagai alat ukur berfungsi untuk mengukur jarak antara dua titik, mengukur panjang benda kecil, mengukur diameter luar (menggunakan rahang utama), dimensi dalam (menggunakan rahang yang lebih kecil di bagian atas), dan kedalaman (menggunakan batang). Jangka sorong memiliki ketelitian sebesar ±0,1 mm atau 0.01 cm.
Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian dan fungsi jangka sorong diantaranya adalah :
- Skala utama merupakan skala diam jangka sorong berfungsi untuk mengetahui nilai pengukuran dari skala utama
- Skala geser merupakan skala yang dapat digeser berfungsi untuk mengetahui nilai pengukuran skala geser
- Rahang atas berfungsi untuk pengukuran diameter dalam
- Rahang bawah berfungsi untuk pengkuran diameter luar atau juga bisa mengukur jarak antara dua titik (jarak), dan panjang benda tertentu.
- Jepit sekrup berfungsi untuk mengatur jangka sorong
- Batang berfungsi untuk pengukuran kedalaman seperti benda yang memiliki lubang atau suatu wadah.
Baca juga Gerak Parabola.
Cara Membaca Jangka Sorong
Dalam membaca pengukuran dengan jangka sorong yang perlu diperhatikan adalah skala utama dan skala geser.
Misalnya :
- Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, perhatikan angka nol pada skala Vernier/geser (yang bawah), angka nol berada di 5.1 cm lebih sedikit pada skala utama(yang atas). Maka pada skala utama diperoleh nilai yaitu 5.1 cm
- Membaca skal Vernier (geser): perhatikan gambar diatas dengan seksama, pada gambar terdapat satu garis skala utama(yang atas) tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier(yang bawah). Pada gambar diatas, garis lurus tersebut menunjukkan hasil angka 5 pada skala Vernier/geser. Jadi, skala Vernier/geser yang terukur adalah ketelitian dikali dengan hasil angka. Ketelitian jangka sorong adalah 0.01 maka 0.01 x 5 = 0.05 cm
Maka hasilnya adalah
P = 5.1 cm + (0.01×5)
P = 5.1 cm + 0.05 cm
P = 5.15 cm (terdiri dari 3 angka penting)
Fungsi Jangka Sorong
Kegunaan jangka sorong diantaranya adalah
- Untuk mengukur suatu objek/ benda dari sisi luar dengan cara dijepit;
- Untuk mengukur sisi dalam suatu objek/benda berupa lubang (pipa, diameter suatu wadah, dll ) dengan cara diulur;
- Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu objek/benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
- Untuk mengukur panjang suatu objek/benda kecil dengan lebih akurasi misalnya gauge block, penghapus pensil, dan lain-lain.
Baca juga Gelombang Bunyi.
Jenis-Jenis Jangka Sorong
Jenis-jenis jangka sorong memang sangat banyak, berdasarkan penampilan nilai pengukuran jangka sorong terdiri dari 3 jenis yaitu jangka sorong analog, dial dan digital.
1. Jangka Sorong Analog
Jangka sorong yang memiliki skala utama dan Vernier/geser merupakan jenis jangka sorong analog yang artinya pembacaan jangka sorong secara konvensional atau manual.
2. Jangka Sorong Dial
Jangka sorong dial ini proses pembacaannya dengan melihat jarum penunjuk pada dial.
Jangka sorong dial menggunakan sistem mekanis yang terdiri dari rak dan pinion, ada gear-set di dalamnya yang menggerakkan dial dengan peningkatan seperseribu inci (atau seratus mm).
Untuk membaca, nilai ‘paling signifikan’ dibaca dari aturan dan nilai fraksional dari dial.
Yang menyenangkan dari dial caliper adalah tidak menggunakan baterai dan meskipun tidak tahan air, berfungsi dengan baik meskipun lembab.
3. Jangka Sorong Digital
Jangka sorong digital tidak memiliki sistem rack / pinion / gear. Ini membuat lebih tahan goncangan. Jangka sorong digital juga dapat dengan mudah mengkonversi dari inci ke mm.
Jadi bagaimana cara kerja jangka sorong digital tanpa roda gigi?
ternyata di bawah lapisan plastik ‘rules’ adalah desain tembaga berukir. Bagian slide memiliki papan sirkuit dengan strip tipis yang terlihat seperti ‘sisir’.
Sisir dan bantalan tembaga membentuk kisi kapasitor, dua pelat konduktif yang dipisahkan oleh overlay plastik dielektrik.
Saat sisir meluncur di atas pola tembaga, kapasitansi di antara pelat berubah.
Jika polanya terukir dengan tepat, bahkan perubahan kapasitansi yang sangat kecil pun dapat dideteksi oleh antarmuka analog (seperti timer RC atau osilator).
Keuntungan menggunakan jangka sorong digital, kita bisa langsung mengetahui nilai terukurnya suatu obyek/benda.
Bentuk rangkaiannya sebagai berikut :
Contoh Soal Jangka Sorong dan Pembahasan
1. Pengukuran panjang balok besi ditunjukkan oleh jangka sorong seperti gambar di bawah. Berapa tebal balok besi tersebut ?
Skala utama : 4.2 cm
Karena angka 0 skala geser mendekati 4.2 cm pada skala utama
Skala geser : 12
Maka 0.01 cm x 12 = 0.12 cm
P = 4.2 cm + (0.01 cm x 12)
P = 4.2 cm + 0.12
P = 4.32 cm
Untuk Latihan Soal lebih banyak, baca juga Contoh Soal Jangka Sorong
Demikian pembahasan tentang jangka sorong. Semoga bermanfaat.