Setiap negara pasti pernah merasakan inflasi baik dalam hal kebutuhan pokok sehari-hari hingga perihal kesehatan. Keadaan ekonomi semacam ini memang terkadang tidak bisa dihindari namun bisa diprediksi. Untuk bisa mengatasi perihal kenaikan semacam ini tentunya dibutuhkan pengertian tentang makna dan proses identifikasinya.
Pengertian Inflasi
Inflasi mengacu pada kenaikan harga sebagian besar barang dan jasa dari penggunaan sehari-hari atau umum, seperti makanan, pakaian, perumahan, rekreasi, transportasi, bahan pokok konsumen, dll. Namun tidak semua kenaikan harga dinamakan sebagai inflasi, kecuali kenaikan tersebut sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu dan wilayah yang terdampak cukup luas.
Terjadinya inflasi juga bisa menjadi indikator penurunan daya beli unit mata uang suatu negara. Nantinya pengukuran ini akan dikeluarkan dalam bentuk persentase.
Penyebab Inflasi
1. Tingginya Permintaan Namun Produksi Rendah
Hal ini akan menyebabkan barang dan jasa yang diperlukan tidak tersedia dengan cukup di tengah masyarakat dan menciptakan kesenjangan permintaan-penawaran. Nantinya peristiwa ini akan mengarah pada kenaikan harga.
2. Kelebihan Sirkulasi Uang
Beredarnya uang secara berlebihan di tengah masyarakat membuat uang kehilangan daya belinya. Memang masyarakat mampu membeli karena memiliki kemampuan, tetapi stok barang akan tetap stagnan. Hal ini memicu kesenjangan antara permintaan dan penawaran sehingga uang sebanyak apapun tidak akan berguna.
Selain itu orang yang memiliki lebih banyak uang, mereka juga cenderung menghabiskan lebih banyak, yang menyebabkan peningkatan permintaan yang tidak dibarengi dengan lonjakan penawaran.
3. Lonjakan Harga Produksi
Dengan melonjaknya harga produksi jelas akan berakibat pada harga akhir komoditas yang diproduksi. Nantinya hal ini akan mengakibatkan efek domino yaitu kenaikan harga komoditas lainnya yang beririsan dengan komoditas yang pertama kali mengalami kenaikan harga.
Selain itu kenaikan harga barang dan jasa juga akan menyebabkan tenaga kerja yang terlibat juga mengharapkan dan menuntut lebih banyak biaya atau upah untuk mempertahankan biaya hidup mereka.
4. Nilai Tukar
Inflasi dapat diperburuk dengan meningkatnya kecenderungan ke pasar asing. Dalam ekonomi yang semakin global, nilai tukar adalah salah satu faktor terpenting dalam menentukan tingkat inflasi. Ketika nilai tukar tidak menentu sehingga mata uang dalam negeri menjadi kurang bernilai terhadap mata uang asing, maka akan membuat komoditas dan barang impor lebih mahal.
Baca juga Kewirausahaan.
Cara Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan Moneter
- Kebijakan Penetapan Persediaan Kas yaitu pengurangan uang yang beredar di masyarakat yang dilakukan oleh Bank sentral. Hal ini dilakukan dengan cara penetapan kuota uang yang beredar dan uang dalam kas bank.
- Kebijakan Diskonto yaitu ketetapan yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara menaikkan nilai suku bunga. Dengan demikian maka akan ada dorongan menabung yang dilakukan oleh masyarakat yang akan berimbas pada berkurangnya peredaran uang.
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka yaitu pengurangan peredaran uang dengan jalan menjual surat berharga milik negara.
2. Kebijakan Fiskal
- Penghematan Pengeluaran Pemerintah yang dapat dilakukan dengan menekan semua pengeluaran yang didanai oleh pemerintah. Dengan demikian maka permintaan akan komoditas tertentu akan berkurang yang berdampak pada penurunan harga.
- Kenaikan Tarif Pajak yang ditetapkan baik untuk rumah tangga maupun industri dan perusahaan. Hal ini akan mengurangi konsumsi dan menekan harga karena permintaan berkurang.
3. Kebijakan Lainnya
- Peningkatan Produksi dan Penambahan Jumlah Barang di Pasar yang bisa dilakukan dengan cara pemberian premi maupun subsidi kepada para pelaku industri dan perusahaan sehingga mereka dapat menaikkan produksi hingga memenuhi kebutuhan pasar. Nantinya karena permintaan dan penawaran berimbang maka harga juga akan mengalami penurunan. Selain itu, kebijakan juga bisa dilakukan dengan membatasi laju barang dan jasa impor yang masuk ke dalam negeri. Hal ini berguna untuk melindungi produksi lokal dan membangun perekonomian internal.
- Penetapan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang, dengan demikian inflasi bisa dikontrol. Namun pengendalian semacam ini juga harus memperhatikan kondisi lapangan agar tidak tercipta pasar gelap.
Baca juga Bunga Majemuk.
Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas
Teori ini berkata bahwa ketika uang yang beredar di masyarakat semakin banyak maka jumlah permintaan terhadap komoditas akan semakin meningkat dan akan berimbas pada kenaikan harga.
2. Teori Keynes
Teori ini menjelaskan bahwa inflasi bisa terjadi ketika beberapa kelompok masyarakat menjalankan hidup dengan melebihi kemampuan ekonomi mereka sendiri. Hal ini terjadi ketika mereka membeli dan menggunakan komoditas melebihi batas normal. Maka semakin banyak permintaan yang tidak dibarengi dengan penawaran yang meningkat akan mengakibatkan kenaikan harga.
3. Teori Struktural
Teori ini berpendapat bahwa terjadinya inflasi bisa disebabkan karena ketidaksiapan produsen dalam mengatasi permintaan yang meningkat. Peningkatan ini bisa terjadi karena lonjakan penduduk. Hasilnya adalah barang dan jasa yang dibutuhkan masih stagnan namun permintaan terus bertambah sehingga harga pun melangit.
Rumus Inflasi
Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) :
In = (IHKn – IHKn-1) : IHKn-1 x 100%
Dengan menggunakan Deflator
In = (Dfn – Dfn-1) : Dfn-1 x 100%
Keterangan :
In = Inflasi
IHKn = Ideks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)
IHKn–1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Dfn = Gross National Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) deflator berikutnya
Dfn–1 = GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya
Inflasi memang tidak dapat dihindari. Cara untuk bisa mengatasinya tentu adalah dengan mengatur keuangan sebaik mungkin. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah pengawasan terhadap daya beli masyarakat agar harga bisa dikendalikan.
Baca juga Payback Period.